Pelestarian Budaya Batik Nusantara Sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia di Era Globalisasi

Kebudayaan ialah identitas nasional dari suatu bangsa. Identitas nasional bangsa itu sendiri dapat dikatakan unik, khas, atau berkarakteristik, yang dapat membedakan suatu bangsa dengan bangsa lainnya. Namun, dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah mempercepat proses globalisasi ini.

Setiap bangsa pasti memiliki starlight princess maxwin identitasnya masing-masing, yang terbentuk melalui sejarah bangsa itu sendiri. Indonesia adalah negara yang memiliki beberapa keunikan yang memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan negara lain. Karena banyaknya pulau di negara Indonesia, Indonesia bahkan bisa dikatakan sebagai negara dengan pulau terbanyak di dunia. Salah satu warisan budaya yang terkenal adalah batik.

Batik merupakan pakaian kuno atau tradisional, kebanyakan hanya dikenakan oleh orang Jawa, dan pada saat yang sama, tetapi beberapa orang Indonesia hanya memakainya saat pesta. Batik menjadi salah satu karya seni dan budaya bangsa Indonesia mengalami perkembangan dari masa ke masa.

Dalam bahasa Jawa, batik ditulis bathik yang mengacu pada huruf Jawa “tha” artinya batik adalah rangkaian titik-titik yang membentuk suatu gambar tertentu. Seperti yang kita ketahui, batik memiliki dua komponen utama yaitu warna dan garis yang membuat batik menjadi kanvas yang indah dan menarik.

Pelestarian Budaya Batik Nusantara Sebagai Identitas Kultural Bangsa Indonesia di Era Globalisasi

Awalnya, seni membatik hanya ada di kawasan atau lingkungan keraton. Namun, saat ini seni membatik telah menyebar luas di kelompok masyarakat, sehingga banyak warga yang slot server singapore memilih bekerja membatik untuk mencari penghasilan, terutama pada kaum wanita. Dampak Globalisasi terhadap Kebudayaan Sebagai identitas nasional bangsa Indonesia yaitu menjadikan keragaman budaya Indonesia sebagai aset. Tidak semua negara memiliki budaya yang beragam seperti Indonesia.

Sejak ditetapkan sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO pada 2 Oktober 2009, batik kini bertransformasi menjadi media yang mampu menyampaikan segala pesan moral dan trend yang terkandung di dalamnya, serta digemari banyak orang di seluruh dunia. Sebelum merambah dunia, batik sudah diakui sebagai warisan budaya takbenda bangsa Indonesia (Intangible cultural heritage).

Seni lukis semacam ini bukan sekedar lukisan, corak apa yang dilukis juga memiliki makna filosofis. Filosofi motif batik ini sangat erat kaitannya dengan kebudayaan Jawa, dimana simbol-simbol sangat mengakar dalam falsafah hidup masyarakat Jawa.

Batik Jawa dikenal sangat rumit, artinya memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam pola dan warna. Dari segi corak, corak batik Jawa memiliki filosofi hidup yang kuat. Kreativitas seni batik ini tidak hanya terfokus pada budaya asli atau budaya Jawa, tetapi juga dipadukan dengan hubungan budaya yang makmur antar negara, dengan adanya paparan budaya asing.

Budaya Jawa memiliki hubungan dengan budaya lain, seperti dalam perdagangan dengan Cina, India dan Timur Tengah, memberikan corak warna tersendiri. Dengan memadukan budaya asing dengan budaya lokal itu sendiri, memberikan karakter yang sangat unik pada batik itu sendiri.

Nilai-nilai etika dan moral yang terkandung dalam seni batik merupakan ekspresi solidaritas sosial yang terikat pada aturan dan nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat. Membuat seni yang diciptakan oleh batik itu sendiri tidak jauh dari budaya masyarakat sekitar yang digariskan oleh kreativitas membatik.

Namun, dengan masuknya semangat kapitalisme yang bercirikan persaingan ekonomi, nilai budaya yang terkandung dalam seni batik berubah, cenderung sempit, dan kemudian bergerak ke arah privatisasi. Kekuatan kapitalisme di era globalisasi tidak bisa dihindari dan karenanya harus disikapi dengan bijak.

Di era globalisasi saat ini, terdapat banyak tantangan dan ancaman di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang kebudayaan. Dimana masyarakat sekarang menyukai budaya asing atau bahkan bangga dengan budaya asing dan mengesampingkan menggunakan budaya nasionalnya (budaya lokal) karena beranggapan bahwa budaya lokal merupakan budaya kuno, yang tidak sesuai dengan trend atau pergaulan saat ini.

Hal ini mempengaruhi identitas nasional bangsa Indonesia, karena masyarakat lebih menyukai dan menggunakan budaya luar (asing), sehingga budaya lokal yang harus dilestarikan dan dibanggakan sebagai ciri bangsa Indonesia terkubur dan dilupakan oleh budaya asing.

Bangsa Indonesia harus membuktikan eksistensinya dengan menunjukkan kualitasnya. Ciri khas inilah yang menjadikan bangsa Indonesia unik dan menjadi tanda keberadaannya. Adapun yang terpilih dari keberagaman yang ada di Indonesia merupakan karya bentuk seni batik.

Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan seni batik dimaksudkan untuk bersifat sosial. Sosialisasi disini bertujuan untuk suatu proses di mana ide, pengetahuan, sikap dan perilaku ditransfer dari satu generasi ke generasi lain sedemikian rupa sehingga nilai-nilai warisan budaya selalu tidak berubah dan budaya asing tidak mudah dipengaruhi di era globalisasi saat ini. Sehingga menarik generasi-generasi muda sekarang untuk tertarik memakai pakaian trasional contohnya seperti kain batik.